Jumat, 28 Oktober 2011

....................................................

Pasti anda bertanya-tanya tentang apa yang menjadi judul dan gambar apa di atas ini.
Yang akan dibahas kali ini adalah suatu kata yang dalam bahasa inggris diartikan sebagai "HUBBUB" dan "CONFUSION" (google translate). Padahal Hubbub artinya adalah Keriuhan, dan Confusion artinya adalah Kebingungan, sedangkan kata yang saya masukkan adalah GALAU.
Yak, galau lah yang akan menjadi topik dalam pembahasan kali ini, Gambar di atas adalah tanda isyarat bagi Tuna Rungu dan Wicara, yang menurut saya orang galau itu hampir mirip dengan orang (maaf) Tuna Rungu, karena ketika anda galau, dan anda tipe yang suka bercurhat, saya yakin anda hanya ingin omongan anda didengar, dan pasti anda tidak terlalu mendengarkan omongan teman curhat anda. Sedangkan bila anda tipe yang suka menyendiri, galau membuat anda menjadi orang yang lebih bisu seperti (maaf) Tuna Wicara yang tidak bisa diajak untuk mengobrol.

Apakah GALAU itu ??

1. Menurut Kamus Bahasa Indonesia : Galau adalah hal yang wajar untuk setiap orang, semua orang pasti pernah mengalami saat dimana pikiran menjadi kacau tidak karuan.

2.
Menurut Wiku (pendiri grup Bandung Galau Selalu di Facebook) : Buat saya, galau adalah pilihan hidup. Galau adalah moment di antara pilihan, sebelum pilihan, atau setelah pilihan. Jadi itu adalah moment ketika kita berpikir bebas, sebelum menentukan sesuatu.

3.
Hanif (blogger) : menurut saya, galau itu adalah sesuatu jenis emosi yang BERBEDA dengan sedih, marah, kesal, putus asa, cengeng atau yang lain. Ia adalah sesuatu cabang yang ‘baru’ berdiri.

4. menurut twitter (@remaja_galau) : expression of sadness|hope|love|anger|sorrow.

dan masih banyak lagi filsafat-filsafat dadakan lainnya yang menuliskan tentang galau itu apa, kenapa hanya saya cantumkan 4, karena keEmpat definisi tersebut mewakili kehidupan saat ini.

1. Menurut kamus besar BI, kita hidup di Negara Indonesia kan, jadi bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia pastinya

2. wakil dari Facebook, karen Facebook merupakan akun jejaring sosial yang mampu membuat suatu grup, yang mampu merangkul para facebookers yang sedang Galau.

3. wakil dari Blog, Blog hampir mirip dengan Diary, jika kamu tidak malu, kamu bisa mengungkapkan kegalauanmu disini, secara panjang, tanpa dibatasi oleh jumlah huruf maupun kata.

4. wakil dari Twitter, Twitter merupakan media informasi yang paling ngetren saat ini, disinilah para filsafat2 Galau paling banyak ditemukan.


Tulisan ini dibuat saat saya sendiri sedang Galau, Galau karena Cinta, Pekerjaan, Masa Depan, Keluarga atau apapun itu sendiri saya juga tidak tahu. Karena isi pikiran memang benar-benar kacau di saat Galau.
Orang yang tidak pernah merasa Galau, berati orang tersebut benar-benar tidak punya hati,
Bebas, semua boleh galau, mau itu dari suku apa, negara mana, agamanya apa semua boleh bebas berekspresi dalam kegalauan.
Galau galau galau dan galau.
Hidup itu Pilihan, dan ketika anda sedang berada dalam proses memilih, anda mungkin akan dilanda Kegalauan..
Bersyukurlah bagi anda yang sedang galau saat ini, karena saya yakin anda orang-orang yang mempunyai Hati...

Selasa, 25 Oktober 2011

Jangan Takut Mencoba


Takdir setiap manusia itu berbeda-beda, ada kalanya berasal dari rahim tempat dia pertama kali muncul ke dunia, ada kalanya juga lingkunganlah yang telah membentuknya menjadi sedemikian rupa.
Ada pepatah, "Takdir itu sudah ditentukan oleh tuhanmu sejak kamu belum lahir" namun ada juga yang menyanggah dengan kalimat "Buatlah Takdirmu sendiri dengan caramu".
Mana yang benar?? tidak ada yang tau pasti, yang pasti takdir tiap orang berbeda-beda, dan tidak ada yang bisa menebaknya. Menurut pandangan saya pribadi, saya tidak peduli dengan takdir, saya hanya peduli dengan naluri , saya percaya dengan naluri saya. Dalam kondisi terdesak, hanya naluri yang bisa menuntun saya untuk menuju mana yang paling benar.
Ada orang yang mendapatkan musibah dan mengeluh memohon kepada tuhannya, saya jadi bingung, tuhan hanya satu sedangkan makhluk ciptaannya banyak, contoh hal seperti itulah yang kadang membuat saya lebih percaya kepada naluri saya sendiri, kasihan dengan tuhan jika setiap hari jutaan bahkan milyaran ataupun trilyunan umatnya mengeluh kepadanya.
Mungkin ada sisi atheis dan mungkin juga ada sisi religius dalam diri saya, saya percaya dengan tuhan, tetapi jika ingin bertemu dengan tuhan artinya saya harus mati dahulu.
Jadi apakah itu Takdir?? apakah itu Naluri??
jangan tanya saya, karena saya bukan ahli dalam berdefinisi, saya hanya berusaha untuk Menyelesaikan apa yang telah saya mulai sendiri, dengan cara apapun.